Wednesday 3 August 2022

Cara Menulis Bionarasi


Sering sekali saya menemukan bionarasi yang isinya tidak ada namanya. Banyak juga yang malah merendahkan diri sendiri. What?

Bionarasi itu termasuk personal branding: untuk menunjukkan kualitas diri kita dan memperkenalkan diri ke orang-orang yang membaca tulisan kita. Kalau penulisnya sendiri saja tidak percaya pada kemampuan dirinya sendiri, bagaimana orang lain akan menilai?

Saya ingin sharing sedikit tentang bagaimana cara menulis bionarasi. Kalau ada kata yang salah, mohon kalian bisa koreksi dengan bahasa yang sopan. Kalau mau menambahkan juga boleh, silakan saja. 

Pertama, dalam bionarasi itu harus ada identitas diri, motto hidup, prestasi, atau pengalaman. Kalau misal kalian malu soal umur, minimal kasihlah nama penulis, bisa nama asli atau nama pena. Kalau di novel solo, misal tidak menggunakan nama pena pun, orang sudah tahu siapa penulisnya di cover depan. Lah, kalau antologi? Tulisan karya ada di halaman depan, bionarasi itu biasa kumpul di halaman bagian belakang. Kalau tidak ada nama kalian, bagaimana orang mau mengenal jika itu kalian? 

Saya akan menuliskan beberapa contoh bionarasi seperti yang sering saya jumpai.

Contoh salah:

Hanya seorang ibu-ibu anak dua, tinggal di Surabaya, hobi menulis dan membaca, masih penulis amatir yang bla bla bla ....

Ini, orang pasti akan bingung membaca bionarasi tersebut milik siapa, karena tidak ada namanya. Ingat ya, jangan lupa tulis nama! 

Lanjut ....

Gunakanlah PoV tiga saat menulis bionarasi. Kenapa? Karena kalau kalian tulis pakai PoV satu, akan meninggalkan kesan curhat atau sombong saat kalian menulis prestasi kalian. 

Gunakan penulisan yang singkat, padat, dan jelas. Jangan menggunakan kalimat yang bertele-tele atau memberikan informasi yang tidak perlu. 

Hindari menggunakan bahasa slengekan atau terkesan tidak profesional. Boleh santuy tetapi baku. Hal ini dikarenakan pembaca tulisan kalian itu universal, bukan berati genre tulisan kalian hanya untuk remaja lalu orang dewasa tidak akan membacanya. Gaya bahasa yang digunakan juga bisa mempengaruhi citra kalian. Kalau terlalu slengekan bisa menciptakan citra lebay.

Nah, selanjutnya kalian bisa menambahkan identitas lain. Misalnya: tempat tanggal lahir, domisili, dan kota asal. Tidak perlu lengkap sekali. Karena kita bukan sedang melamar pekerjaan. Tetapi, dengan adanya identitas lain yang kalian cantumkan bisa memberikan gambaran pada pembaca. Contoh: penulis masih muda, penulis berasal dari kota Surabaya, punya kegemaran ini dan lain-lain.

Lalu, kalian bisa tambahin motto hidup kalian. Misal: apa tujuan menulis dan lain-lain. 

Next, prestasi atau pengalaman. Prestasi ini bisa kalian isi pernah menjuarai lomba atau lainnya. Namun, jangan ditulis terlalu lengkap bagaimana sejarahnya. Cukup poin yang penting saja. Contoh: salah satu penulis dalam antologi atau novel solo lainnya.

Terakhir yang tidak kalah penting adalah: Kontak Penulis. Jangan lupa untuk mencantumkan kontak penulis. Contoh: nomor ponsel yang bisa dihubungi, surel, nama sosial media (pastikan nama sosial media kalian tidak berubah-ubah), dan lain-lain. Tujuannya agar pembaca mudah menemukan kalian.

Contoh singkat:

Penulis bernama Anik Zahra, kelahiran tahun 1999 dan berdomisli di kota santri, Jombang. Baginya, menulis adalah media untuk berbagi ilmu dan hal-hal positif melalui tulisan. Telah menerbitkan 30 antologi cerpen dengan berbagai macam genre dan satu novel solo yang berjudul Rahasia Grafitasi. Ia bisa dihubungi melalui Facebook: ... atau email: @ ... 

Ingat! Bionarasi yang baik adalah bionarasi yang memiliki kesan positif dan mampu menginspirasi pembacanya.

________________

Sekian, sharing dari saya. Semoga bermanfaat. 

*Dikutip dari berbagai sumber.

No comments:

Post a Comment