Monday 23 January 2023

RESENSI (ULASAN) BUKU - Novel Ayahku (Bukan) Pembohong Karya Tere Liye

 RESENSI (ULASAN) BUKU

Oleh: Ni’matuz Zahroh, M.Pd


 



A.     IDENTITAS BUKU

Judul: Ayahku (Bukan) Pembohong

Penulis: Tere Liye

Penerbit: Gramedia Pustaka Utama

Tahun Terbit: 2011 (Cetakan ke-25: Mei 2019)

ISBN: 978-6020-331-584

Tebal: 304 halaman; 20 cm

 

B.    ORIENTASI

Novel ini adalah novel Tere Liye kesekian yang membuat saya baper. Harus saya akui, Tere Liye memang pintar membuat mak-emak seperti saya baper dan cengeng.

 

C.    SINOPSIS

Isi novel ini mengisahkan tentang seorang pria bernama Dam yang melarang keras kedua anaknya, Zas dan Qon untuk mendengarkan cerita ayahnya. Ia menganggap semua kisah ayahnya hanya bohong belaka. Selama bertahun-tahun ia percaya pada cerita-cerita ayahnya mengenai pesepak bola kesayangannya, apel emas, lembah Bukhara, Raja Tidur, dan lain-lain, tetapi momen meninggal ibunya mengubah segalanya. Ia berhenti percaya pada semua cerita ayahnya yang ia anggap hanya omong kosong belaka.

 

D.    ANALISIS

Bertutur dengan alur campuran, maju dan mundur, mengambil setting saat Dam kecil, remaja, dan dewasa, novel ini begitu ringan, tetapi memberi kesan mendalam. Kisah persahabatan yang berujung cinta antara Dam dan Taani dituturkan dengan begitu manis dan lucu. Di akhir kisah, Dam akhirnya menyadari bahwa ayahnya bukanlah seorang pembohong.

Novel ini penuh dengan muatan pelajaran moral. Bagaimana hubungan yang hangat antara seorang anak dengan ayahnya yang terjalin melalui kemampuan bercerita ayahnya. Selain itu, bisa kita lihat bagaimana karakter seorang anak yang kadang bandel dan keras kepala, tetapi begitu menyayangi ibunya dengan rutin memijatnya dan menuruti semua perkataan ibunya.

Seperti biasa, di dalam setiap novelnya, Tere Liye menyisipkan nilai moral tentang: kesederhanaan, kerja keras, sikap hormat kepada orang tua, kepercayaan, cinta, dan ketulusan.

Saya sangat menikmati pilihan diksi Tere Liye yang terkadang diulang sehingga saya hapal. Contohnya: Hujan membungkus rumah ini.

Dua kutipan dari buku ini yang saya sukai:

" … hidup harus terus berlanjut, tidak peduli seberapa menyakitkan atau seberapa membahagiakan, biarkan waktu yang menjadi obat ..."

"… kalau kau punya hati yang lapang, hati yang dalam, mata air kebahagiaan itu akan mengucur deras. Tidak ada kesedihan yang bisa merusaknya, termasuk kesedihan karena cemburu, iri, atau dengki dengan kebahagiaan orang lain. Sebaliknya, kebahagiaan atas gelar hebat, pangkat tinggi, kekuasaan, harta benda, itu semua tidak akan menambah sedikit pun beningnya kebahagiaan yang kau miliki."

 

E.     EVALUASI

Sayangnya, di novel ini masih terdapat beberapa salah ketik yang terlewat dari proses pengeditan. Akan tetapi, buku ini sangat layak dibaca sebagai pengingat kita. Bahwa, kehadiran ayah sangat berarti dalam kehidupan ini.

Sekian ulasan dari saya. Semoga bermanfaat.



No comments:

Post a Comment