Saturday 25 April 2020

Tidak Selalu Kamu



Beberapa pesan centang dua masih berwarna abu, tapi kau selalu menenangkan dirimu sendiri dengan mengatakan "dia sedang sibuk, nanti jika sudah senggang pasti dibaca dan dibalasnya" sampai pada akhirnya kamu menunggu seharian dan pesan itu tetap tak terbalas meskipun sudah centang biru.

Sunday 5 April 2020

Cukup Aku Ada

Aku cukup jadi ada tanpa perlu masuk daftar berharga. Cukup menyukai tanpa menuntut untuk selalu bersedia di sisi. Sebatas yang menikmati apa yang tersaji oleh punggung yang bahkan kau tak sadar siapa.

Karena bagiku, kamu sudah masuk sebagai yang tak akan membagi tempat dengan yang lain. Kamu pentahta apa yang kusebut manis untuk netra, meski doaku bukan isinya perihal semoga kamu di sebelah. Tetapi dibaikkan kamu untuk tetap bisa menyaji senyum indah.

Itu cukup, sangat cukup. Rasanya menginginkan lebih membuat aku menjadi serakah. Sebab jika menyuka aku akan mencemburui siapa saja yang menurutku bisa merampasmu. Tak apa jika lenganmu tak bisa ku rengkuh, atau kebiasaanmu tak bisa kuhafal; begini saja.

Jangan sadari adaku, atau jangan peka atas debar dalam bilik kiri yang tau diri. Sebab sanggup belum bisa aku iyakan untuk ngilu yang tandang sesudahnya. Aku belum siap menanggung denyut yang mengiramakan sendu, atau diejek bingkai kaca sebab yang berkaca-kaca bukan hanya ia yang dihempas hujan semalam namun juga manik mata.

[01:00 pagi, Bumi tempatku—menuai gerimis]

Jombang-5 April 2020