Saturday 5 February 2022

Resensi Film: TANAH SURGA KATANYA

RESENSI FILM

Oleh: Anik Zahra

TANAH SURGA KATANYA



------- MENGANDUNG SPOILER ALERT -------


Judul Film: Tanah Surga Katanya

Sutradara: Herwin Novianto

Produser : Bustal Nawawi

Executive Produser: Deddy Mizwar dan Gatot Brajamusti

Pemeran : Osa Aji Santoso, Fuad Idris, Ence Bagus, Astri Nurdin, Tissa Biani Az Zahra, Ringgo Agus Rahman, dan Norman Akyuwen.

Produksi : Citra Cinema

Tahun Rilis : 2012


Hasyim adalah mantan sukarelawan konfrontasi Indonesia Malaysia. Ia tinggal bersama anak satu-satunya -Haris- yang menduda dan anak cucunya, Salman dan Salina. Mereka tinggal di daerah terpencil perbatasan Indonesia Malaysia. Haris kini tinggal di Malaysia karena ia menganggap di sana lebih mudah untuk mencari penghidupan dibandingkan di Indonesia. Ia pun menikah lagi dengan orang Malaysia.

Suatu ketika Haris kembali ke kampung halamannya untuk memboyong keluarganya ke Malaysia. Tetapi Hasyim tidak mau karena dulu ia sempat menjajah Malaysia. Menurutnya kesetiaan terhadap tanah air adalah harga mati. Akhirnya Haris kembali ke Malaysia hanya bersama Salina seorang.

Setelah Haris dan Salina kembali ke Malaysia, Hasyim hanya tinggal bersama Salman. Hasyim mulai sakit-sakitan, dan dokter Intel berusaha untuk mengobatinya. Namun semakin hari keadaan Hasyim semakin parah. Dokter Intel menyarankan untuk berobat ke rumah sakit, tetapi Hasyim tidak punya biaya untuk berobat. Akhirnya Salman rela tidak sekolah bukan karena malas tapi ia bekerja ke Malaysia untuk biaya berobat kakeknya.

Dengan uang hasil usaha Salman, Hasyim dibawa ke rumah sakit bersama Salman, dokter Intel, dan Bu Astuti dengan naik perahu. Tiba-tiba di tengah perjalanan nyawa Hasyim tak tertolong. Sebelum Hasyim menghembuskan napas terakhirnya, ia berpesan kepada Salman: “Indonesia adalah tanah surga, apapun yang terjadi pada dirimu jangan kau tinggalkan negeri ini dan genggam erat cita-citamu.”

Film ini merupakan film Indonesia yang menunjukkan rasa cinta terhadap negeri, sampai mereka rela tetap tinggal di perbatasan negeri yang kenyataannya sulit untuk mencari penghidupan. Hal yang lebih mengenaskan lagi adalah anak-anak SD di daerah tersebut tidak tahu lagu kebangsaan Indonesia. Mereka mengira lagu kebangsaannya adalah “kolam susu”. Jadi film ini cocok untuk untuk semua umur karena di dalam film ini banyak pelajaran-pelajaran yang dapat kita ambil.


Jombang, 23 Juli 2020

No comments:

Post a Comment